Hari ulang tahun umumnya ditandai dengan perayaan bersama orang terdekat kita. Perayaan ini sebagai simbol kebahagiaan yang kita bagikan kepada orang lain. Kerap kali orang memaknai hari ulang tahun hanya sampai di situ saja. Menurut saya, ulang tahun mempunyai dua buah perspektif dan dapat menjadi bahan refleksi diri. Perspektif yang pertama adalah umur kita bertambah satu dan perspektif yang kedua adalah umur kita berkurang satu.

Ketika kita memaknai ulang tahun sebagai umur kita bertambah satu, maka kita akan mengingat pencapaian yang sudah kita lakukan dan pengalaman hidup seperti apa yang sudah kita lalui, juga tentunya kita ingat mengucap syukur kepada Tuhan karena diberi kesempatan untuk memulai tahun yang baru di hidup kita. Karena kita sudah diberi kesempatan, maka seharusnyalah kehidupan kita menjadi lebih baik dari waktu sekarang dan masa lalu dengan membuat perencanaan dan komitmen yang baik. Sebaliknya, jika kita memaknai ulang tahun sebagai umur kita berkurang satu, maka kita akan ingat mimpi kita yang belum tercapai, kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat dan belum sempat kita perbaiki, sifat-sifat kita yang buruk dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat menjadi bahan refleksi untuk memperbaiki diri.

Perpaduan dari kedua perspektif ini menjadikan hati kita melihat ke masa lalu, sekarang dan masa depan. Ulang tahun beserta dengan perayaan hanya merupakan suatu tradisi dari masa ke masa. Hadiah ulang tahun sifatnya hanya membantu orang yang berulang tahun tetap bersemangat menjalani tahun kehidupannya yang baru. Dari kesemuanya itu yang terpenting adalah hati kita dan bagaimana cara kita memaknainya. Jadikan hati kita bahagia tanpa pesta dan hadiah. Tularkan semangat hidup kita walaupun umur berkurang satu. Tetap berjuang meskipun umur sudah bertambah satu!